3.2 Pengaruh Budaya Populer
Jepang Terhadap Pengguna Facebook
1. Penggunaan nama bahasa Jepang pada akun nama
facebook
Kebanyakan dari otaku yang suka dengan anime/manga
memiliki kecenderungan untuk menggunakan nama yang berbau bahasa Jepang, hal
ini disebabkan karena mereka terlalu mengidolakan karakter anime yang mereka
sukai, Hal ini dapat mendorong mereka untuk menggunakan nama yang berbau bahasa
Jepang. Mereka lebih memilih untuk menggunakan nama yang berbau bahasa Jepang
dari pada nama asli mereka sendiri. Hal ini sebenarnya tidak terlalu bermasalah
namun dapat menimbulkan sedikit kesalah pahaman bagi orang – orang yang ingin
berteman dengan otaku tersebut. Mereka akan mengira bahwa orang yang menjadi
teman mereka adalah orang Jepang asli. Namun hal yang membuat keslahpahaman ini telah ditindak lanjuti oleh
pihak facebook. Facebook telah mengimplementasikan peraturan yang membatasi pengguna
facebook mengganti nama berulang kali. Setelah mencapai batas yang telah
ditentukan maka sang pengguna tidak bisa berganti nama lagi, hal ini membuat
pengguna facebook tidak bisa sesuka hati mengganti nama mereka sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya kesalahpahaman.
2. Membagikan gambar – gambar yang berhubungan dengan
anime/ cosplay di facebook
Seorang pengguna facebook memiliki kecenderungan untuk
mengunggah berbagai macam gambar/ foto ke dalam facebook. Tidak ada bedanya
dengan otaku yang suka dengan budaya populer Jepang, kebanyakan gambar yang
diunggah adalah ; foto – foto atau gambar – gambar yang berhubgungan dengan
anime seperti karakter anime yang mereka idolakan, pengisi suara anime yang
berwajah cantik dan memiliki suara yang indah. Selain mengunggah foto yang
berhubungan dengan anime, biasanya otaku yang suka bercosplay atau berdandan
ala karakter anime, memiliki kecenderungan untuk mengunggah foto dirinya yang
sedang berpenampilan ala karakter anime. Terlihat cocok atau tidaknya mereka
tidak peduli asalkan mereka bisa menunjukan kepada orang lain foto cosplay
mereka, mereka sudah merasa bangga. Hal ini membuat orang yang kebanyakan
bercosplay menjadi pribadi yang percaya diri dan berani. Selain gambar karakter
anime atau foto cosplay , mereka juga mengunggah barang – barang yang berhubungan
dengan anime baik yang mereka beli maupun yang mereka tidak beli. Ada yang
melakukan ini demi menyombongkan koleksi mereka, namun ada juga yang melakukan
ini karena hanya ingin berbagi tentang koleksi mereka.
3. Membagikan informasi tentang anime atau berita yang
ada di Jepang di facebook
Selain menunggah foto yang berhubungan dengan anime
atau cosplay, hal yang biasa dilakukan oleh seorang otaku yang tertarik dengan
budaya populer Jepang adalah mencari informasi tentang anime baru di internet
lalu membagikan tautan informasi tersebut di facebook (share link). Selain informasi tentang anime baru, biasanya mereka
juga suka membagikan informasi tentang berita yang sedang terjadi di Jepang
seperti perkembangan teknologi Jepang, berita yang berhubungan dengan aritis
jepang, berita yang berhubungan dengan permainan konsol baru Jepang, dsb. . Dan
setelah ada yang melihat berita tersebut, kebanyakan dari orang yang melihat
tersebut memiliki kecenderungan untuk membagikan informasi tersebut kepada
orang lain di facebook nya dengan cara mengklik tombol “share” (share this post).
4. Menirukan tindakan karakter anime
Ada sebuah kecenderungan yang sering dilakukan oleh
penggemar anime yang akut : yaitu menirukan tindakan karakter anime yang mereka
sukai atau berperilaku seperti karakter anime yang mereka sukai. Ketika seorang
penggemar anime terlalu suka dengan sebuah anime maka akan menimbulkan sedikit
gangguan pada psikologi mereka . Mereka menjadi tidak bisa membedakan mana
dunia yang nyata dan mana dunia yang anime. Hal ini menyebabkan mereka
berperilaku seperti karakter anime yang mereka idolakan di depan publik seperti
di sekolah, di rumah, di jalan, dsb. Di depan mata orang lain, mereka terlihat
seperti orang gila namun bagi mereka, mereka terlihat sangat keren. Di jepang
fenomena ini disebut chuunibyou (中二病 : Chuu Ni Byou, translasi
: Sindrom kelas 2 SMP) .Contoh : Ada kasus di sebuah
sekolah di Jepang di mana seorang siswa bertindak seperti seorang penguasa
kegelapan dan sering berteriak seakan – akan sedang mengeluarkan bola api dari
tangan nya. Kasus – kasus seperti ini tidak terlalu sering terjadi di dunia
nyata, namun di Facebook, banyak orang yang membuat akun facebook mereka
menjadi nama karakter anime yang mereka
sukai dan bertindak seakan – akan yang menggunakan facebook mereka adalah
karakter dari sebuah anime yang mereka tonton, hal ini di sebut roleplaying. Sementara pemain roleplaying di sebut roleplayer.
5. Membeli barang – barang yang berhubungan dengan
budaya populer Jepang
Seorang penggemar budaya pop Jepang akan rela
menghamburkan uang untuk membeli barang – barang yang berhubungan dengan budaya
populer Jepang. Barang – barang yang biasa dibeli adalah Action figure, permainan kartu Jepang, CD lagu jepang, buku novel
Jepang, majalah Jepang, Video Bluray Jepang,
dsb. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara online
shopping ( pembelian secara online lewat internet). Ada sebuah fenomena
yang terjadi di Facebook, fenomena tersebut dinamakan fenomena PAMANISM.
Fenomena PAMANISM adalah fenomena di mana sekelompok orang,yang kebanyakan dari
orang tersebut berokupasi mahasiswa mendapat julukan panggilan “PAMAN” karena
membeli barang – barang yang berhubungan dengan anime layaknya seorang paman
atau om - om yang mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang – barang
tersebut. Fenomena ini terjadi di Facebook Indonesia dan setelah itu menyebar
ke Facebook Singapura.
6. Mendorong mereka untuk belajar bahasa Jepang
Sesudah tertarik dengan budaya populer Jepang, hal
yang biasanya dilakukan oleh seorang penggemar budaya populer Jepang adalah
mempelari bahasa Jepang itu sendiri. Hal ini mereka lakukan karena mereka ingin
bisa berbicara dan bermonolog dalam bahasa Jepang seperti seorang karakter
anime. Kebanyakan dari tokoh utama anime ‘;yang terkenal memiliki kecenderungan
untuk membuat narasi dalam pikiran mereka secara monolog, selain narasi mereka
juga terkadang memberikan komentar tentang hal – hal yang terjadi di dalam
kehidupan mereka secara menarik. Hal ini mendorong penggemar anime untuk
mempelajari bahasa Jepang supaya setidaknya bisa menirukan apa yang dilakukan
oleh tokoh utama anime tersebut. Selain itu, alasan lain yang mendorong mereka
untuk belajar bahasa Jepang adalah supaya mereka bisa membaca tulisan bahasa
Jepang dan mengerti isi dari sebuah lagu/ anime/ manga jepang yang tidak
memiliki terjemahan. Kebanyakan dari anime sudah diterjemahkan dalam bahasa
inggris oleh penerjemah dari luar Jepang, namun proses penerjemahan memakan
waktu selama 1 hari sehingga penggemar anime baru bisa menikmati anime tersebut
1 hari setelah anime tersebut keluar.